Periode Bayi Usia 0-2 Tahun
Disusun Oleh :
Ellyana Agustina
Firda
Deska Asnawinda
Mutia
Henita Sari
Nurhayati
Dosen Pengampu :
Khoiriya
Ulfah,M.A
Institut Agama Islam Negri (IAIN)
Raden Intan Lampung
Prodi Psikologi Islam
Fakultas Ushuluddin
2014/2015
Kata Pengantar
Dengan
menghaturkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Periode bayi 0-2 tahun”ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan karena pengetahuan penulis yang sangat terbatas.
Penyusunan Makalah ini tidak mudah
menyelesaikannya dan banyak yang telah membantu, untuk itu Penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih terutama kepada :
1) Rekan-rekan mahasiswa -
mahasiswi Institut Agama Islam Negeri
Lampung Fakultas Ushuluddin, Prodi Psikologi Islam.
2) Kedua orang tua kami yang
telah memberikan dukungan mositral maupun material.
3)
Semua pihak yang banyak membantu, yang
tidak dapat penulis jelaskan secara rinci.
Penulis
juga berharap mudah-mudahan Makalah ini
bermanfaat bagi Penulis pribadi khususnya dan pembaca umumnya sehingga akan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Akhirnya Penulis mengucapkan
selamat membaca Makalah yang amat sederhana
ini.
Bandar Lampung, Maret
2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa
bayi merupakan masa yang dasar bagi pembentukan kepribadian, perilaku, dan
sistem tubuh yang terjadi pada saat bayi tersebut baru dilahirkan ataupun untuk
perkembangan bayi yang selanjutnya. Pada masa bayi terjadi perkembangan dan
pertumbuhan bayi dibantu oleh manusia ataupun pengasuh bayi. Banyak diantara
bayi yang baru lahir berwarna merah muda. Hal tersebut disebabkan oleh kulit
mereka yang tipis sehingga hanya menutupi kapiler yang merupakan tempat darah
mengalir.
Bayi
yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan
alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Dalam makalah
ini perkembangan dan pertumbuhan bayi akan dibahas, yang meliputi aspek-aspek
apa saja yang berkembang dalam masa bayi, ukuran bayi ketika baru saja
dilahirkan dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan masa bayi ?
2. Bagaimana
aspek-aspek yang berkembang dalam perkembangan masa bayi ?
3. Apa
peran lingkungan terhadap perkembangan bayi ?
4. Bagaimana
cara membantu perkembangn bayi ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian masa bayi
2. Menjelaskan
aspek-aspek yang berkembang dalam perkembangan masa bayi
3. Menjelaskan
peran lingkungan terhadap perkembangan bayi
4. Menjelaskan
cara-cara yang dapat membantu perkembangan bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Masa Bayi
Masa
bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang
sesungguhnya. Pada masa bayi banyak pola prilaku, sikap dan pola ekspresi
terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru
lahir.
Masa bayi disebut juga :
-
Masa dasar yang sesungguhnya
-
Masa dimana perubahan dan perubahan
berjalan pesat
-
Masa berkurangnya ketergantungan
-
Masa meningkatnya individualitas
-
Masa permulaan berkembangnya
penggolongan peran seks
-
Masa yang menarik
-
Masa permulaan kreativitas
-
Masa berbahaya.
2.2
Aspek-aspek yang berkembang pada masa bayi
2.2.1
Devinisi perkembangan
Perkembangan
ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi psikis pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses
belajar dalam pasage waktu tertentu, menuju kedewasaan.
Perkembangan
dapat diartikan pula sebagai: proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang
herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan dalam
perwujudan proses aktif-menjadi secara continu. Dalam pengertian sempit
perkembangan bisa disebut sebagai “proses
pematangan fungsi-fungsi yang non fisik.”
Perkembangan
anak sering kali diibaratkan dengan mekar-berkembangnya kuncup bunga yang belum
ada gunanya : yang kemudian mekar membesar jadi sekuntum bunga,harum baunya,
dan berwarna indah. Sekarang bunga berubah jadi berguna dan mempunyai daya
tarik bagi binatang-binatang serangga tertentu. Tidak lama kemudian bunga ini
menjadi benih. Maka sesuai dengan pendapat diatas,seorang bayi itu belum
mempunyai daya dan belum “berguna” (belum mempunyai nilai pragmatis). Lama
kelamaan ia menjadi anak muda dan jadi dewasa yang berdaya dan dapat
melaksanakan sesuatu usaha. Juga menjadi berguna, sebab bisa bekerja dan
mendatangkan hasil atau mata pencaharian.
Sepintas
lalu memang ada persamaan lahiriah dari gejala perkembangan anak dan kuncup
bunga. Perbedaan penting dalam hal ini ialah: perkembangan bunga adalah akibat
dari pertumbuhan organis yang berlangsung mekanis-otomatis. Contohnya : jika
cahaya matahari cukup, air dan makanan ada, serta hawa udara baik, bunga akan
mekar dengan sendirinya.
Perkembangan
anak tidak berlangsung secara meka-oto-matis. Sebab perkembangan tersebut
sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
1. Faktor herediter (warisan
sejak lahir, bawaan)
2. Faktor lingkungan yang
menguntungkan, atau yang merugikan
3. Kematangan fungsi-fungsi
organis dan fungsi-fungsi psikis
4. Aktivitas anak sebagai subjek bebas
yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau
menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri
2.2.2 Perkembangan Fisik
Fisik
atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan
semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan
dengan perkembangan fisik ini, kuhlen dan thompson (hurlock 1956) mengemukakan
bahwa perkembangan fisik individu meliputi 4 aspek, yaitu :
(1) Sistem saraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi.
(2) Otot-otot
yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
(3) Kelenjar
endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkahlaku baru, seperti pada
usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang
sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
(4) Struktur
fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.
Sistem
tubuh
Sebelum
lahir, sirkulasi darah,pernapasan, makanan, pembuanagn kotoran, dan regulasi
suhu dilaksanakan melalui tubuh ibu. Janin dan si ibu memiliki sistem sirkulasi
dan detak jantung yang berbeda. Darah janin dibersihkan melalui tali pusar yang
akan membawa darah “bekas” ke plasenta dan kembali dengan suplai yang segar.
Setelah lahir, sistem sirkulasi bayi harus beroperasi seorang diri. Detak
jantung si bayi sangat cepat dan tidak teratur. Darahnya juga tidak stabil
sampai hari ke-10 setelah kelahirannya.
Janin
mendapatkan oksigen melalui tali pusarnya yang juga merupakan tempat penyaluran
karbondioksida. Seorang bayi yang baru lahir membutuhkan oksigen jauh lebih
banyak dari pada sebelumnya dan sekarang harus mendapatkan sendiri. Sebagian
besar bayi mulai bernafas segera setelah mereka tersentuh udara. Apabila
seorang bayi tidak bernafas lebih dari 5 menit, maka ia akan menderita kerusakan
otak permanen yang disebabkan oleh anoxia
(kekurangan oksigen). Karena paru-paru seorang bayi harus berukuran 1/10
orang dewasa, maka mereka sangat rentan terhadap masalah pernafasan.
Ketika
lahir, seorang bayi menyedot untuk mendapatkan susu dan sekresi gastrointestinal (berkaitan dengan atau
bersambungan dengan lambung dan usus) mereka mencernanya. Selama beberapa hari pertama,
bayi mencerna meconium (kotoran
janin, dikeluarkan beberapa hari setelah kelahiran), kotoran berlendir berwarna
hijau kehitam-hitaman yang terbentuk dalam jalur usus janin. Ketika usus dan
kantung kemihnya penuh, maka otot sfingter (sphincter) akan terbuka secara otomatis. Seorang bayi tidak akan
dapat mengontrol otot ini hingga beberapa bulan.
Lapisan
lemak yang berkembang selama 2 bulan terakhir umur janin memungkinkan seorang
bayi cukup bulan yang sehat untuk menjaga konstanan suhu tubuh mereka terhadap
perubahan cuaca setelah lahir. Bayi yang baru lahir juga mempertahankan suhu
tubuh mereka dengan meningkatkan aktivitas mereka ketika suhu udara merosot.
Aktivitas
Banyak
bayi yang ingin “tidur seperti bayi”. Sebagian besar bayi yang baru lahir terjaga
setiap 2-3 jam, siang dan malam. Masa tidur yang panjang merupakan ganti masa
terjaga yang pendek, yang sebagian besar dihabiskan untuk makan. Bayi yang baru
lahir memiliki 6-8 periode tidur yang bervariasi antara tidur tenang dan aktif.
Tidur aktif muncul secara ritmis dalam putaran satu jam dan terjadi pada
sekitar 50-80% total waktu tidur si bayi.
Perkembangan
fisik mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
1.
Perkembangan anatomis
Perkembangan
anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang
belulan. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi
garis keajekan badan secara keseluruhan.
2.
Perkembangan fisiologis
Perkembangan
fisioligis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif,kualitatif,
dan fungsional dari sitem-sitem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran
darah dan pernapasan, persyarapan, sekresi kelenjar dan pencernaan.
Kondisi
jasmani seseorang dapat mempengaruhi karakteristik kepribadianya. Kretchmer dan
william sheldon, melalaui teorinya tentang tipologi kepribadiaan, secara nyata
menyatakan bahwa karakteristik psikologis (kepribadian) manusia berkaitan
dengan bentuk tubuhnya.
Perkembangan
fisik, sekurang-kurangnya mencakup dua aspek utama yaitu aspek anatomis dan
fisiologis. Aspek anatomis berkaitan dengan perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks
tinggi dan berat badan, dan proporsi antar bagian. Laju perkembangan anatomis
secara umum sebagai berikut :
a. Tulang-tulang
pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori dan persambunganya masih
longgar. Pada awal remaja menjadi 350 (diferensiasi fungsi) dan pada awal
remaja menjadi 200 integritas, persenyawaan, dan pergeseran.
b. Berat
dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2-4 kg dan 50-60 cm.
c. Proporsi
tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar 1:4.
Perkembangan
fisiologi berkaitan dengan perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan
fungsional dari sistem kerja hayati, seperti kontraksi otot, peredaran darah,
pernapasan, saraf, dan kelenjar pencernaan.
“Pada
masa bayi perkembangan fisik secara jelas dapat diamati, pada 6 pertumbuhannya
bertumbuh dengan pesat. Tahun pertama peningkatan lebih kepada berat dan
tinggi. Selama tahun kedua terjadi penurunan. Selain itu, yang berkembang ialah
proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susunan saraf, dan organ
perasa.”
Beberapa
cara yg dapat membantu perkembangan fisik pada bayi usia 0-1 bulan. Diantaranya
:
Pertumbuhan
badan
jangan
terlalu sering menimbang bayi setiap saat untuk melihat apakah dia telah tumbuh
dengan baik atau tidak. Cukup periksalah saat ini dan kemudian apakah ia
menghabiskan 8 sampai 12 popok basah dalam sehari atau tidak, dan apakah organ
pencernaanya mengalami pergerakan setidaknya sehari sekali atau tidak.yg harus
dilakukan hanyalah mengawasinya apakah bayi anda sehat dan tumbuh dengan normal
atau tidak.
Kesadaran sensorik
Ketika
panca indra bayi berkembang, rangsanglah dengan
obyek sensorik untuk meningkatkan
kesadaranya.perlihatkan padanya benda-benda bergerak yang berwarna-warni
seperti manusia, binatang, atau mainan berputar yang digantung diatasnya.
Berikanlah mainan yg bisa mengeluarkan suara musik atau nyanyikanlah sebuah
lagu untuk merangsang kemampuan pendengaranya. Berikanlah padanya macam-macam
jenis tekstur,misalnya sebuah selimut yang lembut, mainan yang padat,mainan
kenyal yg bisa digigit,dan binatang yang berbulu..
Pemberian
makanan
Sediakan
tempat yang nyaman untuk merawat bayi,dan berilah bantal guling yang banyak
untuk mendukungnya.pergunakan saat-saat tersebut untuk berbicara dengan bayi
anda,bernyanyi untuknya,menyayanginya,dan melakukan kontak mata.waktu peberian
makan tidak hanya melibatkan pertumbuhan fisik saja,namun juga membimbing dalam
hal interaksi sosial.
Refleks
Berilah
tekanan lembut pada pipi bayiuntuk membantu nya menghisap dan menelan-ia akan
mencari puting susu anda. Untuk meminimalkan reflek terkejut bayi,gunakanlah
suara yg lembut, angkat dengan perlahan dan jangan membuat suara atau gerakan
yang tiba-tiba.
Motorik dasar
Biarkan
bayi anda tengkurapbeberapa waktu untuk mendorong latihan sebelum merangkak.
Tengkurapkan tubuh anda sambil berhadapan dengan bayi, dan bicaralah padanya.
Anda akan melihat dia berusaha mengangkat kepalanya yang lain untuk mendorong
bayi agar menolehkan kepalanya ke kiri
dan kekanan serta melatih kekuatan reflek lehernya.
Motorik
lanjutan
Anda
bisa membantu bayi anda dalam mengontrol pergerakan motorik lanjutanyadengan
cara memijat dengan lembut genggaman jemarinya. Untuk membangkitkan
genggamannya,letakkan sebuah mainan yang bergemerincing di tanganya dan
lihatlah dia akan melingkarkan jemarinya pada pegangan mainan tersebut.
Kemudian dengan perlahan bukalah jemarinya untuk membantu melepaskan
genggamanya.
Mendengarkan
suara
Anda
bisa membantu bayi anda dalam membedakan suara nada dengan membacakan tulisah
dari buku bergambar yang memiliki
kalimat pendek, berirama dan perulangan frase. Dia memang masih terlalu muda
untuk mengerti isi buku tersebut,namun ia tidaklah terlalu muda untuk menikmati
suara bahasa dan mengenali polanya. Membacakan sesuatu sedini mungkin akan berimbas kepada minat bacanya dikemudian
hari.
Saat
sentuhan
Bentangakan
sebuah alas selimut yang lembut dilantai dan letakkan bayi andaa dengan
telentang. Baluri tangan anda dengan lotion yang tak berbau dan tak menyebabkan
alergi, kemudianlah pijatlah bayi anda,dimulaidari bagian bahu turun kejari
tangan, kemudian dilanjutkan mulai dari tubuhnya sampai kekaki. Balikkan tubuh
bayi dan ulangi pemijatan tersebut.
Tendangan
kaki
Letakkan
bayi anda dengan telentang, genggam kaki bagian bawahnya dengan lembut, dan
mulailah untuk mengayuh.gerakkan kakinya maju,mudur, keatas dan kebawah,
kebelakang dan kedepan, seperti katak. Kreatiflah dalam menggerakkan kaki bayi
anda. Dan kemudian lepaskan genggaman anda dan lihatlah apakah bayi anda
mencoba mengikuti gerakkan yang anda ajarkan tadi.
Suara
bicara
Beberapa
bayi sangan renta mengalami infeksi telinga bagian tengah pada masa
pertumbuhanya. Jika tidak diraawa dengan bener infeksi tersebut bisa mejadi
parahsehinga bisa mengakibatkan kehilangan pendengaran jika bayi tidak pernah
mendengarkan suara bicara pada pertumbuhan awalnya yang disebabkan adanya
infeksi, hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam memahami bahasa,
jadi pastikan anda telah memeriksabayi anda dengan teratur, khususnya keetika
telinganya penuh dengan kotoran atau ketika dia terlihat tidak merespon suara
anda.
Pengelihatan
warna
Karna
bayi lebih suka pada warna-warna terang yang kuat, seperti merah dan hijau,
maka berilah bayi anda beragam mainan, gambar, dan mainan bergerak yang
memiliki warna dasar seperti hal tersebut diatas. Warna cetakan yang bagus dan
warna pastel tidaklah menarik baginya, namun mereka sangat suka pada pola yang
tebal, bentuk yang dikenal, dan terutama wajah manusia. Letakkan gambar foto
bayi yang banyak dikmarnya agar dia merasa ditemani.
Kewaspadaan
Ketika
bayi telah benar-benar bangun, inilah saat yang paling baik untuk mengajaknya
bermain. Dia akan lebih tanggap ketika anda memberikan sesuatu yang menarik
untuk dilihat dan didengar. Bagi bayi, para orang tua adalah hal yang sangat
mengasyikkanuntuk diajak bermain, jadi manfaatkanlah waktu bangun bayi ini
untuk bersenang-senang. Baginya, anda adalah mainan yang sangat sempurna!
Beberapa
cara yg dapat membantu perkembangan fisik pada bayi usia 1-2 bulan. Diantaranya
:
Kemampuan
visual
Seiring
dengan berkembangnya bayi berikan hal-hal memnarik untuk dilihat. Gerakkan
benda tersebut maju dan mundur diwajahnya dengan jarak sekitar 30 cm. Kemudian
gerakkan benda tersebut keatas dan kebawah
dan lihatlah pakah dia bisa mengikuti benda tersebut dengan matanya.
Untuk membantu bayi ana memnemukan benda tersebut, berilah benda yang mengeluarkan
suara, sehingga dia memiliki cara lain untuk melihatnya.
Pertumbuhan
fisik
Suatu
hal yang normal jika berat badan bayi turun sedikit sebelum akhirnya baratnya
akan naik lagi. Untuk menjamin bahwa ia mendapatkan air susu ibu atau formula
yang cukup periksalah bayi anda kedokter. Dokter akan menyarankan meningkatkan
pemberian makan, khususnya jika bayi ternyata selalu tertidur pada saat waktu
makan, dimana hal ini dapat menurunkan berat badanya.
Siap
untuk berguling
Untuk
melatih bayi anda berguling, pakaikan popok saja dan letakkan bayi anda dengan posisi
tengkurap. Perhatikan gerakan kaki dan punggungnya yang menekuk keatas, dan
angkatlah bayi anda dengan menggunakan tangan anda. Kemudian lipatkan satu
lengan dibawah bayi anda dan dengan perlahan gulingkan bayi anda. Ketika dia
telentang ayunkan salah satu kaki nya kesisi kaki yang satunya lagi untuk
membantunya kembali keposisi semula.
Beberapa
cara yg dapat membantu perkembangan fisik pada bayi usia 2-3 bulan. Diantaranya
:
Mengasuh
Buatlah
dunia bayi menjadi semakin menarik saat mengasuhnya dengan cara menempatkan
bayi didepan sesuatu yang menarik untuk
dilihat.kemampuan visualnya akan meningkat sehingga dia dapat mengikuti apa
yang dilihatnya jika hal tersebut tidak terlalu jauh. Letakkan bayi anda
dikursi bayinya untuk melihat anda bekerja, letakkanlah ia di dekat jendela
sehingga dia bisa melihat ayam atau anak-anak yang bermain diluar, atau
nyalakan TV selama beberapa menit dan perhatikan apakah dia tertarik pad
gerakan-gerakan yang terdapat dilayar atau tidak.
Sebelum merangkak
Ketika
gerakan berenang bayi anda telah menghilang, maka ia telngah mengembangkan
gerakan merangkak nya. Anda dapat membntu bayi anda berlatih dengan cara
meletakkanya dalam posisi tengkurap. Duduklah dibelakang kakinya. Gerakkan
kakinya maju dan mundur secara bergantian, dan perhatikan tanganya.setelah
melakukan beberapa gerakan kaki tersebut gerakan lenganya maju dan mundur
secara bergantian.
2.2.3
Perkembanga
Kognitif
Perkembangan
konsep merupakan hasil asosiasi dari arti dengan benda dan orang-orang. Piaget
menemakan tahap perkembangan ini tahap “sensomotorik” dalam perkembangan konsep. Pada akhir masa
perkembangan ini bayi mulai menyusun kata-kata menjadi kalimat sederhana yang
dimulai dengan “siapa” “apa” dan “dimana”.
Argumen
yang dikemukakan para ahli mengenai hal intensitas pendayagunaan kapasitas
ranah kognitif antara lain bahwa kapasitas sensoris dan jasmani seorang bayi
yang baru lahir tidak mungkin dapat diaktifkan tanpa aktivitas pengendaliaan
sel-sel otak bayi tersebut. Sebagai bukti, jika seorang bayi lahir dengan cacat
atau berkelainan otak, kecil kemungkinan bayi tersebut dapat mengotomatisasikan
refleks-refleks metode dan daya sensorinya.
Al-Qura’n
banyak menggambarkan tentang pengindraan dan persepsi. Al-Qura’n menggambarkan
bahwa ketika manusia lahir dalam keadaan tidak mengetahui, namun Allah memberi
alat-alat sensorik untuk mendapatkan pengetahuan.
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, pengelihatan dan hati, agar kamu bersyukur (QS.AL-Nahl [16]:78)
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖوَجَعَلَ
لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚقَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Kemudian dia menyempurnakan dan
meniupkan kedalam (tubuhnya) ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
pengelihatan dan hati; ( tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.(QS.Al-Sajadah
[32]:9)
قُلْ
هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ
قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Katakanlah : “Dialah yang
menciptakan dan menjadikan bagi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati.”
(tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS.Al-Mulk[67]:23)
Menurut
piaget perkembangan kognitif tahap sensori (sensory motor stage) bahwa anak
usia kurang lebih 2 tahun
mengkonstruksiakan pemahaman mengenai dunia dengan mengordinasikan
pengalaman sensoris mereka dengan tindakan fisik, motorik karena itu disebut
sensorik motorik. Pada tahapan ini anak hanya mempunyai pola refleks untuk
bertindak. Dimana pada anak usia sekitar 2 tahun, telah mempunyai pola motorik
yang kompleks dan mulai beroperasi dengan simbol-simbol sederhana.
Pada
umur satu bulan, bayi baru bisa berkata/mengeluarkan suara. Kayle (1984, P.66)
mengatakan bahwa, ini merupakan periode “shared
rhythms and regulations” yaitu dimana para orang tua membangun dialog,
memperkenalkan komunikasi dengan karakteristik dunia orang dewasa dalam ritme
hubungan biologis mereka.
Di
umur 6-9 bulan. Bayi telah mampu mengenal/mengucapkan beberapa vokal dan
beberapa konsonan serta membuat echolia atau
frekuensi pengulanagan kata, misal “papa papapa “ atau “mamama”.
Orang
tua harus banyak berusaha keras untuk menerka atau mengartikan maksud perilaku
dan suara bayi, kenyataannya orang tua sering kali susah mengartikan hal
tersebut yang mengakibatkan sulitnya proses mengintegrasikan si anak dalam
sistem sosial mereka. Pada masa ini, bahasa yang digunakan oleh bayi belum
dapat mewakilkan dirinya untuk menyatakan maksud yang sebenarnya.
Ujaran
pertama berfungsi untuk memberikan nama, sebutkan nama objek disekitar anak.
Ini akan berlangsung 3-4 bulan setelah “first
word” dan sebelum peningkatan pendapatan kosakata yang lebih banyak.
2.2.3 Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan
rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan
memberikan respon emosional terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai
lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1
tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan usia 2 tahun
mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak
akan cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu
mendapatkan perhatian orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan
lainnya seperti hiperaktif dengan terlambat bicara.
Sebelumnya kita telah membahas tentang teori-teori dalam psikologi
perkembangan. Salah satunya terdapat teori psikososial erikson, yang menyatakan
bahwa kepribadian terbentuk ketika seseorang melewati tahap psikososial seumur
hidupnya. Dimana masing-masing tahap memiliki tugas perkembangan tang khas,dan
mengharuskan individu menhadapi dan menyelesaikan krisis yang di alami.
Sedangkan perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian srta perubahan dalam bagaimana individu
berhubungan dengan oranglain (adaptasi dengan lingkungan)
Perkembangan psikososial masa bayi juga berhubungan dengan
perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian dalam berhungan dengan
oranglain. Meskipun dalam pemenuhan kebutuhannya bayi sangat tergantung pada
ibunya atau pengasuhnya. Namun, bukan berarti bayi tersebut aktif, dia juga
mengalami prubahan-perubahan dari pengalamannya sejak lahir. Sehingga, semakin
bertambah dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya sendiri,
mengamati, serta berinteraksi dengan orang-oran disekitarnya.
Sebagai bayi yang sedang tumbuh lebih dewasa, dia memiliki kedekatan dan
keterkaitan emosional denga orang-orang yang peting dalam hidupnya. Bayi juga
berpartisipasi dalam menjalin huungan dengan cara-cara yang halus. Lebih dari
itu, bayi juga menyatakan perasaan atau kebutuhannya dengan cara-cara yang
membigungkan
Perilaku demikian menunjukakan adanya dua tema utama dalam perkembangan
psikosial selama masa bayi, yaitu keprcayaan dan otonomi. Bayi mempelajari apa
yang di harapkan dari orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka
mengembangkan suatu perasaan mengenai siapa yang mereka senangi dan makanan apa
yang di senangi serta yang tidak disenangi.
Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang
melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun
diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan,
kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa
bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan emosionalitas pada
perangai bayi adalah kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki
peranan-peranan tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan
mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation&survival). Emosi
pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation). Dan
juga berfungsi sebagai media komunikasi.
Gejala awal perilaku emosional adalah
keterangsangan umum terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan
berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir.
Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal,
kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan ketidak
senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi sekitar satu
tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan oleh orang dewasa.
Biasanya, emosi pada bayi hanya
ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah
mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut.
Para ahli telah lama mempercayai bahwa kemampuan untuk berkreasi secara
emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan
frustasi, bahkan beberapa peneliti percaya bahwa beberapa minggu setelah lahir
bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi dasar
termaksud kebahagiaan, perhatian, keheranan,kemarahan, ketakutan, kesedihan, dan kemuakan sesuai dengan situasinya
untuk mengetahuinya apakah bayi benar-benar mengekspresikan emosi tertentu, Carroll Izord (1982) mengembangkan suatu sistem pengkaderan
ekspresi wajah bayi yang berkaitan dengan emosi tertentu yang dikenal
dengan maximally discrimunative facial movement coding system, berdasarkan sistem klasifikasi
Izord,diketahui beberapa ekspresi emosi selama masa bayi, yaitu :
Umur
|
Umur
ekspresi emosi
|
0 – 1 bulan
3 bulan
3 – 4 bulan
4 bulan
4 – 7 bulan
5 – 9 bulan
18 bulan
|
Senyuman sosial
Senyuman kesenangan
Kehati-hatian
Kelurahan
Kegembiraan, kemarahan
Ketakutan
Malu
|
Ekspresi berbagai
emosi tersebut mempunyai pesanan yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Brethertun et al (1981) menyebutkan 3 fungsi utama ekspresi emosi bayi,yaitu
adaptasi dan kelangsungan hidup,regulasi.komunikasi
Fungsi penyesuaian
diri dan kelngsungan hidup berbagai ketakutan adalah bersifat adaptif, karena
ada kaitan yang jelas antara gejolak perasaan dengan kemungkinan bahaya.fungsi
pengaturan,yaitu berkaitan dengan emosi yang mempengaruhi informasi yang di
seleksi anak-anak dari dunia presepsi dan prilaku yang diperlihatkan.kemudian
yang berkaitan dengan fungsi komunikasi, anak-anak menggunakan emosi untuk
menginformasikan pada orang lain tentang perasaan dan kebutuhan-kebutuhannya.
Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan
(1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu tangisan dasar atau basic cry
(ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry(variasi basic
cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry
(tangisan merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan
rasa sakit).
Menurut Emde, Gaensbauer, dan Harmon
(1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu senyum refleksi atau reflexive
smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial atau social smile (respon
atas stimulus).
Perkembangan Attachment
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial untuk berinteraksi dan
melakukan penyesuaian sosial terhadap orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran
kalau bayi dalam semua kebudayaan mengembangkan kontak dan ikatan sosial yang
kuat dengan orang yang mengasuhnya, terutama ibunya.
Kontak sosial pertama bayi dengan pengasuhnya ini diperkirakan mulai
terjadi pada usia 2 bulan, yaitu pada saat bayi mulai tersenyum ketika
memandang wajah ibunya dan hal itu untuk memperkukuh hubungan ibu dan anak.
Perkembangan awal kontak sosial pada bayi ini merupakan dasar bagi pembentukan
hubungan sosial di kemudian hari.
Pada usia 8 bulan, muncul “objek permanen” bersamaam dengan kekhawatiran
terhadap orang yang tidak di kenal, yang disebut stranger anciety.
Pada masa ini bayi mulai memperlihatkan reaksi ketika didekati olehorang yang
tidak dikenalnya. Setelah usia 8 bulan, seorang bayi dapat membentuk gambaran
mental tentang orang- orang atau keadaan, yang disebut skema .
pada usia 12 bulan umumnya bayi melekat erat pada orang tuanya ketika ketakutan
atau mengira akan ditinggalkan. Ketika mereka bersama kembali, mereka akan
mengumbar senyuman dan memeluk orang tuanya, perasaan cinta antara bayi dan ibu
ini disebut dengan attachment.
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau
ikatan antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai
bahwa attachment pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan
sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby, pentingnya attachment dalam
tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah
memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan. Ada 4 tahap perkembangan
attachment pada bayi :
Tahap indiscriminate sosibility (0-2 bulan),
Bayi tidak membedakan
antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang
yang dikenal dan yang tidak dikenal.
Tahap attachment is the makin (2-7 bulan),
Bayi mulai mengakui
dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
Tahap specific, clear-cut attachment (7-24
bulan),
Bayi telah
mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan
berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah
dengannya.
Tahap goal-coordination partenerships (24-
seterusnya)
Bayi merasa lebih aman
dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama
berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama.
Kegagalan membentuk keterikatan dengan sesorang atau beberapa orang pada
tahun pertama kehidupannya, akan berakibat ketidakmampuan mempererat hubungan
sosial yang akrab pada masa dewasa. Penelitian Baltes dan rekan-rekannya juga
menunjukkan bahwa ibu-ibu yang diperkenankan berinteraksi segera setelah dia
melahirkan anaknya, ternyata di kemudian hari jarang ditemui persoalan-
persoalan, seperti ibu yang melalaikan anak, menyiksa atau pergi meninggalkan
anak.
Sejumlah peneliti berkesimpulan bahwa semua bayi terikat pada ibunya dalam
tahun pertama. Akan tetapi kualitas ikatan tersebut berbeda-beda, sesuai dengan
tingkat respon ibu terhadap kebutuhan mereka. Ainswoth (1979) membedakan
keterikatan bayi atas dua bentuk, yaitu keterikatan yang aman (secure
attachment) dan keterikatan yang tidak aman (insecure attachment).
Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun
pertama (bayi usia 1-2
bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan
rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari
rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak
percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang baik.
Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang
keterikatan yang aman ( secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak
muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul
lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya
dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga
membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini ,
anak mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang
meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih
dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik
atau perceraian kedua orang tua nya. Erikson menekankan bahwa tahun kedua
kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.
Ketika bayi baru
lahir, maka dapat tahapan sampai bayi berusia dua bulan sebagai berikut:
Bayi 0-1 bulan
Kelekatan hanya bisa tercipta jikalau orang tua mengenal bayi dan mengurus
sendiri bayi sejak awalnya. Jika orang tua sedang menantikan kelahiran bayi
pertama, lebih baik untuk memilih lahir normal (jika memungkinkan). Sekalipun
kedengarannya lebih mengerikan dibandingkan dengan operasi, kelahiran normal
memberikan memory tersendiri antara anda-suami-anak. Memory itu
dapat mempererat hubungan orang tua. Dalam tahap ini, orang tua utamanya ibu
lebih baik memilih tidur sekamar dengan bayi. Keberadaan ayah di tengah malam
juga sangat menolong. (bread feeding father)
Bayi 1-2 bulan
Sekitar usia 6
minggu, sistem penglihatan bayi sudah mulai berkembang. Pada level ini, bayi
mulai memasuki level interaksi sosialnya. Ia mulai menatap wajah ibu dan mulai
membesarkan matanya. Pada saat inilah untuk pertama kalinya ibu merasa si bayi
memandangi wajahnya dan mulai berinteraksi lebih hangat lagi dengan si bayi.
Bagi orang tua
hendaknya memberikan mainan yang berbunyi di dekat mata bayi dan gerakan dari
kiri ke kanan dan sebaliknya, jauh - dekat, dan sebaliknya. Hal ini dapat
melatih penglihatan bayi. Pada waktu usia 2 bulan, orang tua akan menemukan
bayi tersenyum manis didepannya. Bukan lagi senyum refleks pada saat tidur,
tapi senyum yang memancing respond anda untuk membuatnya tersenyum lebih lebar.
Pada saat inilah orang tua mengetahui bahwa tiba saatnya perannya dibutuhkan
untuk mulai pendidikan sosial bagi bayi. Sekalipun pada usia ini senyumannya
belum terarah kepada orang tertentu (karena keterbatasan penglihatan),
stimulasi orang tua sangatlah dibutuhkan. Pada saat bayi tersenyum, orang tua
hendaknya memberikan respon dengan mengajak berbicara, tersenyum kembali, atau
menggelitik dagunya. Bayi akan tersenyum kembali, kadang lebih lebar atau
bahkan tertawa dan mengeluarkan suara. Respon bayi ini akan mendorong orang tua
untuk memberikan stimulasi kembali. Maka terjadilah interaksi atau komunikasi
yang sederhana antara bayi dengan orang tua. Diketemukan bahwa interaksi
seperti ini mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak yang mencapai
nilai tinggi dalam test intelegensi telah mendapatkan stimulasi yang baik dari
orang tua ketika mereka masih bayi: orang tua mengajak berbicara, tersenyum,
bermain, mendengarkan, meniru, dan memberikan respon yang konstan kepada
senyuman bayi.
Perkembangan konsep merupakan hasil
asosiasi dari arti dengan benda dan orang-orang. Piaget menemakan tahap
perkembangan ini tahap “sensomotorik”
dalam perkembangan konsep. Pada akhir masa perkembangan ini bayi mulai
menyusun kata-kata menjadi kalimat sederhana yang dimulai dengan “siapa” “apa”
dan “dimana”.Pada usia 2
bulan bayi akan menggapaikan tangannya di hadapan mukanya. Pada saat seperti
itu orang tua dapat membiarkannya sendiri di baby box dan pergi mengerjakan
hal-hal lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Masa
bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan yang
sesungguhnya. Pada masa bayi banyak pola prilaku, sikap dan pola ekspresi
terbentuk. Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru
lahir
Ada
banyak perkembangan diantaranya perkembangan fisik, kognitif dan psikososial. Pada
masa bayi perkembangan fisik secara jelas dapat diamati, pada 6 pertumbuhannya
bertumbuh dengan pesat. Tahun pertama peningkatan lebih kepada berat dan
tinggi. Selama tahun kedua terjadi penurunan. Selain itu, yang berkembang ialah
proporsi, tulang, otot dan lemak, bangun tubuh, gigi, susunan saraf, dan organ
perasa
Dalam perkembangan sosio-emosi pada masa
bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment),
otonomi bayi, perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya,
peran ayah sebagai pengasuh anak, tempat pengasuhan anak (day
care), dan emosi
Perkembangan sosio-emosi pada bayi
menjadi hal penting yang banyak dikaji. Karena beragam hal yang dialami pada
masa bayi akan membentuk pola perilaku tertentu dengan efek psikologis
tertentu. Perkembangan yang terjadi pada masa bayi mempengaruhi pola
perkembangan di tahap berikutnya. Untuk itu hendaklah orang tua yang memiliki
bayi, memperhatikan setiap kejadian yang tengah terjadi pada masa tumbuh
kembang bayi supaya bayi dapat berkembang menjadi orang yang diharapkan oleh
orang tua kelak
3.2 Saran
Keluarga adalah
lingkungan yang pertama dan utama yang diharapkan dapat:
1. Memberikan
rangsangan agar sensomotoriknya dapat bereaksi
2. Memperhatikan
kesehatan dan gizi karena bayi belum dapat menolong diri sendiri
3. Menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk perkembangannya kemampuan berbicara
4. Memberikan
model tentang konsep moral dan nilai yang benar dan salah
5. Memberikan
pujian atas kemajuan yang mereka capai
6. Memberikan
kebiasaan bermain yang konsruktif
oleh
karna itu berperanlah sebaik mungkin untuk membimbing buah hati anda banyak
belajar sedari dini untuk mempersiapkan bekal untuk sang buah hati. Dan pastikan
anda mendapat panduan dari buku-buku dan orang-orang yang terpercaya serta
pastikan pula apapun yang anda berikan untuk sang buah hati baik itu mainan,
atau benda apapun terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Rita L.dkk.1983. Pengantar Psikologi I, edisi kedelapan.Penerbit
Erlangga:Jakarta.
Desmita.2009. Psikologi Perkembangan. PT Remaja
Rosdakarya:Bandung.
Hurlock, Elizabeth B.1978. Perkembangan Anak I, edisi keenam.Penerbit
Erlangga:Jakarta
Kartono,
Kartini.1995.Psikologi anak (Psikologi
perkembangan).Mandar maju:Bandung.
McDouglas,
Sheryl.2007.How to speed your baby learning.Prestasi pustakaraya:Jakarta.
Santrock, John W.1983.Life—Span Development : Perkembangan Masa Hidup I,
edisi kelima.Penerbit Erlangga:Jakarta.
Kartini
Kartono, Psikologi anak (Psikologi
perkembangan)(Bandung:Mandar maju,1995) hal.20